Rabu, 11 Januari 2012

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Judul                  :
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SEKOLAH DASAR METTA MAITREYA KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU
Bidang Kajian   :PGSD Konsentrasi Matematika
a.Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang memiliki peranan penting dan berhubungan dengan cabang ilmu lainnya. Hal ini disebabkan karena matematika menjadi faktor pendukung yang fundamental bagi cabang ilmu lainnya, seperti perhitungan pada kimia dan fisika. Secara tidak langsung pula matematika menjadi suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap individu dalam segala aktivitasnya.
Setiap individu yang memiliki potensi untuk berkarya telah diajarkan matematika sedari kecil. Sebagai contoh sewaktu kita diajarkan berjalan maupun merangkak dengan mengunakan aba-aba berupa hitungan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk pembelajaran matematika non formal yang paling sederhana .
Setelah memasuki jenjang pendidikan terutama Sekolah Dasar, kita diajarkan matematika secara verbal dan nonverbal dalam konteks formal.Disinilah awal bagi seorang individu  membangun pondasi dasar mengenai kemampuan matematika. Sekolah menjadi tempat berinteraksinya antara guru dan siswa harus dapat menjawab tantangan tersebut.
Tidak terkecuali pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran Matematika di Sekolah  Dasar  Metta Meitreya Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, yang bertujuan untuk menanamkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menciptakan pondasi dasar yang kuat mengenai kemampuan matematika. Tidak hanya kemampuan dasar saja, penanaman keterampilan matematika harus dipupuk sedari dini pada anak didik. Kemampuan-kemapuan ini mencakup kepada penguasaan konsep berhitung dan menciptakan sikap ilmiah sehinggah dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan faktor intern dan ekstern yang mendukung dalam proses pembelajaran Matematika.
Kenyataan yang terjadi dikelas V Sekolah Dasar Metta Meitreya Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru adalah rendahnya hasil belajar matematika, kurangnya minat belajar ditambah lagi perhatian orang tua siswa terhadap perkembangan hasil belajar siswa yang kurang. Dari pihak siswa sendiri ditemukan beberapa kendala, yang mendominasi hambatan tersebut seperti kurangnya daya serap  dan rendahnya minat serta konsentrasi siswa sedangkan dari guru, kendala yang dihadapi seperti ketidak sesuaian model pembelajaran dengan daya serap siswanya.
Dalam proses pembelajaran, guru kebanyakan menggunakan model pembelajaran langsung. Memang hal ini tidak sepenuhnya salah, alangkah baiknya jika seorang guru melakukan variasi dalam penyampaian materi pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran yang bervariasi.
Jika guru terus-menerus menggunakan model pembelajaran yang sama maka akan menambah hambatan yang dihadapi, seperti halnya  guru yang mengajara dikelas V Sekolah Dasar Metta Meitreya Kecamatan Marpoyan Damai,Pekanbaru menemukan hambatan dalam menggunakan model pembelajaran langsung, seperti:
1.      Harus mengulang penyampaian materi sampai beberapa kali
2.      Siswa hanya menunggu dan mendengarkan (pasif)
3.      Beberapa siswa dengan daya serap rendah tidak memahami isi materi
Hal ini akan berujung pada rendahnya hasil belajar siswa dikelas V Sekolah Dasar Metta Meitreya Kecamatan Marpoyan Damai,Pekanbaru.Terlebih lagi tidak tercapainya standar kelulusan materi yang ditetapkan oleh pihak sekolah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat diterapakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Dimana akan membantu guru dalam menyampaikan materi. Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa  melalui diskusi saling silang antar kelompok. Dengan pengawasan maupun perhatian disaat proses pembelajaran maupun siswa melakukan diskusi akan membatu siswa untuk menyerap materi tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul,” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas V Sekolah Dasar Metta Meitreya Kecamatan Marpoyan Damai,Pekanbaru.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakangmasalah, maka rumusan masalah penelitian adalah,”Apakah penerapan Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V sekolah dasar Metta Meitreya kecamatan Marpoyan Damai,Pekanbaru?”
C.Tujuan Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas siswa kelas V sekolah dasar Metta Meitreya kecamatan Marpoyan Damai,Pekanbaru.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam peneliatian ini antara lain:
1.      Bagi siswa, merupakan salah satu usaha mengembangkan daya pikir dan meningkatkan hasil belajar.
2.      Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran.
3.      Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas keberhasilan pengajaran Matematika
4.      Bagi peneliti lain, sebagai landasan untuk dapat dijadikan bahan bagian penelitian lebih lanjut dalam cakupan yang lebih luas.
D.Kajian Teoritis
1.Pengertian Model Pembalajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
            Kata model berasal dari bahasa Italia, modello yang berarti cara atau sifat. Model menurut Komaruddin(2000:152), model memiliki pengertian sebagai berikut:
1)      Suatu tipe atau sistem
2)      Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat langsung diamati
3)      Suatu sistem asumsi,data-data,dan inferensi-inferensi yang dapat dipakai yang dapat dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa
4)      Suatu desain yang disederhanakan  dan suatu sistem sistem kerja atau suatu terjemahan realistis
5)      Suatu deskripsidan suatu sistem yang sederhanayang mungkin atau imajiner
6)      Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Pembelajaran memiliki beberapa devenisi yang dipaparkan oleh para ahli (carapedia.com),seperti:
1)      SLAVIN, pembelajaran didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku individu yang disebabkan oleh pengalaman
2)      WOOLFOLK, pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku
3)      CROW & CROW, pembelajaran adalah pemerolehan tabiat, pengetahuan dan sikap
4)      RAHIL MAHYUDDIN, pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek
5)      ACHJAR CHALIL, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
6)      COREY, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus
7)      G. A. KIMBLE, pembelajaran merupakan perubahan kekal secara relatif dalam keupayaan kelakuan akibat latihan yang diperkukuh
8)      MUNIF CHATIB, pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi
Model pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran (Sudjana,2006:76). Jadi model pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran.
Model pembelajaran kooperatif(http://beluspot.blogspot.com)merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
Model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Diperlukannya pengelompokan yang bersifat Heterogen(keberagaman) agar terciptanya suasana belajar maupun diskusi yang kondusif, adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh seperti berikut:
Instruksi: Tempatkan para peserta yang memiliki nomor yang berbeda-beda untuk duduk bersama. Misalnya, setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4 individu: satu yang telah membaca materi atau sub materi 1, satu yang telah membaca materi  atau sub materi 2, dan sebagainya.
Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4 dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.
Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan pengumpulan pengetahuan, memberikan pe­serta informasi dari bab-bab yang tidak mereka baca.
Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi atau didiskusikan. Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif) dalam berbagi informasi.
Adapun tahapan maupun fase yang harus dijalani oleh guru dalam penerapan model ini antara lain:


1)       Kelompok Asal (Base Group)
            Siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan 4 – 6 orang. Bagikan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa dalam kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda dan memahami informasi yang berada di dalamnya.
2)       Kelompok Ahli (Expert Group)
 Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas/ materi yang sama dalam satu kelompok. Sedangkan anggota kelompok asal yang lain membaca dan mencoba untuk menjawab LKS yang diberikan guru. Dalam kelompok ahli ini guru menugaskan siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa.
            Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari materi atau tugas yang telah dipahami kelompok asal.
Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal.Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyam-paikan hasil dari tugas di kelompok ahli.
            Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas. (Depdiknas dalam Asih, 2008).
Langkah –langkah di atas sama seperti pendapat Stahl dan Aronson, Elliot (dalam Wirta:2003) yang membagi menjadi 7 fase yaitu:
Fase 1. Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa.
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotifasi siswa untuk belajar.
Fase 2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas, menyuguhkan ber-bagai fakta, pengalaman, fenomena fisis yang berkaitan langsung dengan materi.
Fase3. Kelompok Dasar atau Asal atau Base Group.
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok asal/dasar dengan anggota 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan atau topik yang berbeda untuk mereka pelajari.
Fase 4. Kelompok Ahli atau Expert Group.
Siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.Utusan dari setiap kelompok diusahakan siswa yang memiliki nilai akademik diatas rata-rata kelas dan merekalah yang dianggap sebagai pemimpin kelompok asal.
Fase 5. Tim ahli kembali ke kelompok dasar.
Siswa kembali ke kelompok dasar atau asal untuk menjelaskan apa yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli.
Fase 6. Evaluasi
Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik yang didiskusikan.
Fase 7. Memberikan Penghargaan
Guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun kelompok.
            Setelah kuis dilakukan,maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok .Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang nilai yang ditentukan guru.
2.Pengertian Hasil Belajar Matematika
            Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yakni tujuan pengajaran (instruksional), pengalaamn (proses), dan hasil belajar yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi.
            Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau  psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.
Secara rinci belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang individu untuk memperoleh pengetahuan baik secara formal maupun nonformal yang dapat menimbulkan perubahan pada cara berfikir, bertingkah laku, dan merespon suatu peristiwa dalam interaksi sosial.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (http://aadesanjaya.blogspot.com ).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi hasil belajar matematika merupakan output yang diperoleh dari proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru dan siswa disekolah melalui kegiatan belajar, ujian, kuis, dan ulangan harian.



3.Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Hasil Belajar Matematika
            Kerangka pemikiran hubungan model pembelajaran kooperative tipe jigsaw dengan hasil belajar matematika sebagai berikut:
Text Box: Hasil Belajar Matematika Siswa
(Variable Terikat)Text Box: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
(Variable Bebas)Gambar 1


 



Adapun hubungan yang terjadi pada kedua variable adalah hubungan sebab-akibat, dimana model yang dipakai dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E.Hipotesis
            Hipotesis tindakan dalam penelitian ini ialah jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Metta Maitreya Kecamatan marpoyan Damai Pekanbaru.




F.Metedologi Penelitian
1.Waktu dan Tempat Penelitian
            a.Waktu Penelitian
            Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2012 Semester II tahun ajaran 2011/2012,dengan dua siklus dan empat kali pertemuan.
            b.Tempat Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di SD Metta Maitreya Kecamatan marpoyan Damai Pekanbaru.
2.subjek Penelitian
            Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Metta Maitreya Kecamatan marpoyan Damai Pekanbaru, semester I tahun ajaran 2011/2012. Jumah siswa sebanyak 23 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
3.Desain Penelitian
            Disain penelitian yang diambil ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan secara kolaborasi dalam rangka memecahkan masalah.PTK ini juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja tenaga pendidik yang sifatnya  kontekstual.
            Penelitian ini bersifat Kolaboratif, yakni penelitian yang dilakukan oleh pihak peneliti dan guru kelas yang berperan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dikelas.Peneliti terlibat langsung dalam perancanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
            Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Adapun skema dalam siklus PTK ini sebagai berikut :







 






Gambar 2
Skema Siklus PTK










Text Box: Refleksi Awal







Text Box: Pelaksaan 2

 

Oval: SIKLUS 1






Oval: Siklus 2








1.      Perencanaan
a.      Penyusunan instrumen dan pembagian kelompok ahli
1)      Perencanaan Penyusunan Instrumen
Pada tahap ini dilakukan persiapan penyususan instrumen penelitian seperti RPP, LKS, kisi-kisi soal, soal kuis, soal ulangan harian, serta pada akhir siklus penelitian ada lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar catatan wawancara. Materi pokok yang direncakana untuk diajarkan adalah bangun segi banyak yang terdiri dari 8 sub pokok materi.
2)      Perencanan pembagian kelompok
Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 4-5 orang siswa yang heterogen berdasarkan hasil rapot pada semester sebelumnya.Peringkat 1 hingga 8 diletakkan 2 orang pada setiap kelompok,sedangkan lainnya di undi berdasarkan kertas undian yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya. Hal ini bertujuan agar tercipata kelompok yang heterogen.
3)      Perencanaan tindakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
a)      Merencanakan penyajian materi oleh guru
Guru merencanakan menyajikan konsep dan prinsip dasar tentang bangun segi banyak secara garis besar. Penyajian menggunakan informasi singkat dengan menulis dan menerangkan dipapan tulis. Penyajian materi bangun segi banyak untuk membekali dan memeotivasi siswa. Guru menginformasikan agar siswa menggunakan buku paket dalam pembelajaran. Siswa diharapkan terbantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
b)     Merencanakan pemberian tugas oleh guru
Guru memberikan tugas kepada semua kelompok dalam bentuk LKS. Tugas-tugas ini diberikan untuk memantapkan dan mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari yang mengacu pada buku paket dan informasi dalam LKS. Materi harus dibaca oleh semua siswa dalam kelompok masing-masing.
c)      Merencanakan diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membekali LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajarai.Dalam kerja kelompok setiap siswa yang berbeda sub materi dengan 2 orang ahli berfikir yang telah melalukan diskusi pada kelompok ahli dan secara bersama untuk menggambarkan menyakinkan bahwa setiap siswa mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS yang diberikan guru. Jika ada siswa yang kurang memahami materi, maka 2 orang ahli ini akan menerangkannya dengan bimbingan guru.
d)     Memberikan pemberikan kuis
Siswa diberikan soal kuis oleh guru untuk dikerjakan secara individual setelah selesai diskusi pada kelompok  dan diskusi kelas. Setelah kuis dilakukan, diadakan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok. Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir.
e)      Merencanakan tahap penutup
Guru merencanakan untuk mengarahkan siswa membuat rangkuman pelajaran. Rangkuman diambil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Rangkuman dapat dilaporkan secara lisan maupun tulisan. Siswa diberikan diberi tugas-tugas soal untuk dikerjakan dirumah. Selanjutnya guru mengarahkan dan membeimbing siswa untuk memberikan tanggapan.
Pada penelitian ini,indikator keberhasilan direncanakan adalah dengan pereolehan skor individu >76 dengan rata-rata jumlah siswa yang berhasil 80% yakni sekita 18 orang.
1.      Pelaksanaan
1)                  Kegiatan awal
Kegiatan awal dalam pembelajaran identik dengan kegiatan membuka pelajaran,Tujuannya ialah:
a)                   Menarik perhatian siswa
b)                  Menimbulkan motivasi siswa
c)                   Memberi acuan belajar
d)                  Membuat keterkaitan pengalaman awal siswa dengan materi yang akan dipelajari
Untuk mencapai maksud tersebut,guru dalam kegiatan pendahuluan ini dapat melakukan hal-hal berikut:
a)                   Appersepsi, yang dapat berupa penyampaian deskripsi singkat tentang materi pelajaran yang akan disampaikan  dengan mengkaitakan dengan pengalamn awal siswa, mapun materi pembelajaran yang terkait.
b)                  Memberikan penjelasan yang relevan dengan mengkaitan kehidupan sehari-hari
c)                   Menginformasikan tujuan pembelajaran
d)                  Melaksanakan tes awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa.
2)                  Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran, karena dalam kegiatan inti terjadi proses interaksi dan transformasi bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
            Beberapa kegiatan inti sebagai berikut:
a.                   Guru membagi kelompok secara Heterogen
b.                   Menjelaskan materi secara umum
c.                   Memberikan tugas secara individu
d.                  Menuntun siswa dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas
e.                   Memberi tugas individu
f.                    Memberi Reward bagi kelompok yang memperoleh skor tertinggi
3)                  Kegiatan Akhir
Pada kegiatan ini dilakukan:
a.                   Membuat kesimpulan
b.                   Memberikan tugas rumah
1.                   Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran,dilaksanakan observasi oleh observer untuk mengetahui proses pelaksanaan penerapana model pembelajaran jigsaw berlangsung.data yang diperoleh kemudian didokumentasikan untuk selanjutnya dilakuakn analisis dan tindak lanjut sebagai upaya perbaiakan terhadap penerapan model pembelajaraan kooperatif jigsaw.
2.                   Refleksi
Pada kegiatan ini dilaksanakan diskusi dengan observer untuk membahas mengenai jalannya penerapan model pemebelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan tujuan untuk tindak lanjut dan perbaikan siklus kedua.
3.                   Teknik Pengumpulan Data
Pada awal pelaksanaan penelitian ini data diperoleh dari data Primer yakni data yang diperoleh dari data yang berupa nilai yang telah diolah oleh sekolah, baik hasil ulangan harian, mid, kuis, dan ujian yang telah dilaksanakan.
Setelah penelitian dilaksanakan data diperoleh langsung dari hasil ujian,kuis,mid maupun ujian siswa yang dilaksanakan.
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan:
1)                  Lembar Observasi
Observasi adalah mengamati langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Untuk pengumpulan data ini digunakan lembar observasi.
2)                  Hasil belajar siswa
Untuk memperoleh data hasil belajar diperoleh dari hasil ulangan harian,mid,kuis,dan ujian yang telah dilaksanakan.
4.      Teknik Analisis Data
a.                   Aktivitas Guru
Observasi aktivitas guru dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan observer,dengan katagori sebagai berikut:
Tabel 1
Kategori Aktivitas Guru
NO
Interval
Kategori
1
91-100
Baik sekali
2
71-90
Baik
3
61-70
Cukup Baik
4
<60
Kurang Baik


b.      Aktivitas Siswa
Analisa data untuk mengetahui aktivitas siswa mengacu pada:
Tabel 2
Kategori Aktivitas Siswa
No
Interval
Kategori
1
75-100
Baik sekali
2
65-74
Baik
3
55-64
Cukup Baik
4
<55
Kurang Baik

c.       Hasil Belajar Siswa
Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa setiap siklusnya, skor tes dari setiap siklus dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimal(KKM) 68 perseorangan dan klasikal.
Skor yang diperolah siswa setiap akhir siklus selanjutnya dinyatakan dalam bentuk persentase yang menyatakan ketuntasan belajar klasikal.
1)      Ketuntasan klasikal dengan kriteria apabila suatu kelas telah mencapai skor ketuntasan 85% dari jumlah yang tuntas dengan KKM 68 maka kelas tersebut dikatakan tuntas dengan rumus (Anonimus, 1995) :
KK =
Keterangan :
            KK : Persentase ketuntasan belajar secara klasikal
            JT : Jumlah siswa yang tuntas
            SM : Skor maksimum

2)      Ketuntasan individu dengan kriteria apabila siswa telah mencapai skor 70 % dari jumlah soal yang diberikan atau dengan nilai 68 maka siswa dikatakan tuntas dengan rumus (Anonimus : 1995) :
KI
Keterangan :
KI = Ketuntasan Individu
SS = Skor yang diperoleh
SM = Skor Maksimum
d.      Penghargaan Kelompok
Untuk melakukan penghargaan kelompok dilakukan hal-hal berikut:
1)      Menghitung skor individu dan kelompok
Perhitungan skor individu ditujukan untuk menunjukan nilai perkembangan  siswa yang disumbangkan pada skor kelompok.
Nilai perkembangan individu dihitung berdasarkan selisihperolehan tes terdahulu dengan perolehen tes sebelumnya. Dengan ini setiap anggota kelompok memeiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor yang maksimal pada kelompoknya.
2)      Pemberian penghargaan kelompok
Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang diperoleh dari nilai setiap anggota kelompok. Berdasarkan rata-rata nilai perkembangan yang diperoleh maka terdapat tingkaatan penghargan yang diberiakn untuk kelompok.
Nilai perkembangan kelompok yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai
Kategori
91-100
Super
81-90
hebat
>70-80
baik

Untuk menetukan nilai rata-rata perkembangan kelompok dalam penelitian ini penelitian hanya menghitung jumlah nilai perkembangan individu yang mengikuti ulanagn harian pada setiap kelompok.siswa yang tidak mengikuti ulanagn harian pada setiap siklus tidak diikut sertakan dalam perhitungan nilai rata-rata kelompok.
Lampiran :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP
Nama Sekolah              : Sekolah Dasar Metta Maitreya
Mata Pelajaran            : Matematika
Kelas                            : V/Genap
Alokasi Waktu             : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

                 I.            Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun
              II.            Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
           III.            Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai siswa dapat:
·         Mengidentifikasi sifat-sifat bangun persegi empat, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan lingkaran
·          Menggunkan rumus keliling dan rumus luas bangun persegi empat, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan lingkaran
           IV.            Indikator
1.      Menyebutkan ciri-ciri bangun datar persegi empat, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan lingkaran
2.      Menyebutkan sifat-sifat bangun datar persegi empat, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan lingkaran
3.      Menggunkan rumus keliling dan rumus luas bangun persegi empat, persegi panjang, segitiga, belah ketupat, layang-layang, jajargenjang, dan lingkaran
              V.            Materi Pokok
Bangun datar
           VI.            Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
        VII.            Model Pembelajaran
1.      Tanya jawab
2.      Diskusi
3.      Penugasan
     VIII.            Langkah-langkah Pembelajaran
1.      Kegiatan awal ( ± 5 menit )
a.       Appersepsi
·         “Apakah bentuk dari buku tulis kalian ?”
·         “Berbentuk apakah papan tulis kita ?”
b.      Motivasi
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran

2.      Kegiatan Inti (± 60 menit )
a.       Menyampaiakn informasi atau materi secara umum
b.      Menjelaskan ciri dan sifat bangun datar
c.       Memberikan kesempatan bertanya bagi siswa
d.      Membentuk kelompok diskusi secara heterogen menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota
e.       Ketua kelompok diambil secara acak dari siswa yang memperolah peringkat dikelas melalui pengundian, dan anggota lainnya diundi secara acak oleh guru
f.       Ketua kelompok akan mewakili kelompoknya pada diskusi tim ahli
g.      Kelompok dasar diberi permasalahan dalam bentuk LKS
h.      Kelompok ahli melakukan diskusi dengan waktu yang ditentukan
i.        Sementara ketua kelompok berdiskusi dalam tim ahli,anggota kelompok lain mencoba menjawab LKS
j.        Setelah berdiskusi,ketua kelompok kembali kekelompok asal dan menjelaskan jawaban LKS dibawah bimbingan guru
k.      Setelah menyelesaikan LKS,siswa diminta untuk mengumpulkan jawabannya
l.        Memberikan evaluasi tertulis kepada seluruh siswa
m.    Memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik berdasarkan skor individu dan skor kelompok


3.      Kegiatan akhir ( ± 5 menit )
a.       Kesimpulan
Bersama guru,siswa menyimpilakn pembelajaran
b.      Tindak Lanjut
Memberikan PR
           IX.            Sumber dan media
a.       Media : kertas berbetuk bangun datar
b.      Sumber :
·         Pengarang : Y.D. SUMANTO dan kawan-kawan
·         Judul         : Gemar Matematika 5
·         Penerbit     : CV. PUTRA NUGRAHA
·         Tahun        : 2008
·         Halaman    : 128-148
              X.            Evaluasi
1.      Bentuk        : Pertanyaan
2.      Jenis            : Tulisan
3.      Alat                        : Penugasan
1.Tentukan keliling dan luas dari bamgun datar berikut :
a.
4        cm

 b.
                         5 cm

8 cm
c.
    6 cm                      8 cm

                      5 cm
d.
                  5 cm
                                             8 cm

e.
                                                               7 cm                                 8 cm
                                               10 cm
f.
                                    14 cm
2.Tentukan keliling dan luas dari penggabungan bangun datar dibawah ini !
a.                                                                               7cm
                                                                                    8 cm                                                                                                                                                                                                               

                                    15 cm
b.


                 10 cm                                                          12 cm           
                                                  20 cm
c.        

                                              14 cm



Kunci Jawaban :
1.a. Keliling = 4S                                           Luas = S x S                                        
                     = 4 x 4                                               = 4 x 4
                     = 16 cm                                            = 16 cm 2
  b. Keliling  = 2P + 2T                                            Luas = P x T                  
                     = (2x8) + (2x5)                                             = 8 x 5
                     = 26 cm                                                        = 40 cm 2
  c. Keliling = a + t + m                                                      Luas =   
                     = 5 + 6 + 8                                                             =1/2 x 5 x 6                         = 19 cm                                                                  = 15 cm 2
 d. Keliling    = 4S                                                 Luas = 1/2  x diagonal 2   
                     = 4 x 5                                               = 1/2  x 8 x 8                               = 20 cm                                            = 32 cm 2
e . Keliling    = 10 + 10 + 8 + 8                                                     Luas = a x t
= 36 cm                                                          = 7 x 10                                                                                                                              = 70 cm 2
                   

f.Keliling =5 + 5 + 6 + 6                                                         Luas = 1/2  x   8 x 10                                                                                                                                  = 21 cm                                                          = 40 cm 2         
g.Keliling =2Luas =                = 2 x 22/7 x14                                                           = 22/7 x 14 x14                                                                                                                             
            = 80 cm                                                                       =616 cm2
2.a.keliling = keliling persegi + keliling persegi panjang
                   = (4 x s) + (2P +2 T)
                   = (4 x 7) + (2x15 + 2x 16)
                   =28 + 46
                   =74 cm
      Luas = luas persegi + luas persegi panjang
                   = (s x s) + (p x t )
                   =(7 x 7)+ (15 x 8)
                   = 49 + 120
                   = 239 cm 2



b. keliling = keliling segitiga + keliling persegi panjang
            = (a + t + m) + (2P +2 T)
            = (5  x 10 x 12) + (2x15 + 2x 10)
            =27 + 50
            =77 cm
      Luas = luas segitiga + luas persegi panjang
            = (1/2  x a x t) + (p x t )
            =(1/2  x 5 x 10)+ (15 x 10)
            = 25+ 150
            = 175 cm 2
c. Keliling =Ï€r                                                                        Luas =Ï€r2 :2                  = 22/7 x7                                                                      = 22/7 x 7 x7 :2                                                                                                                            
            = 22 cm                                                                       =77 cm2
Pekanbaru,Februari 2012
Guru Kelas                                                                              Observer






 



LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
(Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw )
Materi Pokok              :           Bangun datar
Siklus ke                      :           I
Pertemuan ke              :           I

Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom sesuai dengan tingkat pelaksanaannya !
No
Aktivitas Guru
Dilaksanakan dengan
Tidak dilaksanakan
Point
Ket
SS
S
CS
KS
1
Membentuk kelompok secara heterogen







2
Menjelaskan materi secara umum







3
Memberi tugas kelompok dan individu







4
Menuntun kelompok asal







5
Menuntun kelompok ahli







6
Mengawasi perwakilan kelompok ahli dalam mengajar teman-temannya dikelompok asal







7
Menilai tugas kelompok







8
Memberi tugas individu







9
Menilai kuis individu







10
Memberi penghargaan








Keterangan      :
SS                    :           Sangat Sempurna                    Point    :           5
S                      :           Sempurna                                Point    :           4
CS                   :           Cukup Sempurna                    Point    :           3
KS                   :           Kurang Sempurna                   Point    :           2
Tidak Dilaksanakan                                                    Point    :           1


Pekanbaru,Februari 2012


Observer


LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Materi Pokok              :           Bangun datar
Siklus ke                      :           I
Pertemuan ke              :           I

Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom sesuai dengan aktivitas yang dilakukan siswa !
No
Nama Siswa
Aktivitas Siswa
1
2
3
4
1





2





3





4





5





6





7





8





9





10





11





12





13





14





15





16





17





18





19





20





21





22





23






Keterangan      :
1                      :           Sangat Sempurna                   
2                      :           Sempurna                               
3                      :           Cukup Sempurna                   
4                      :           Kurang Sempurna                  
Pekanbaru,Februari 2012

Observer

DAFTAR PUSTAKA

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
http//caramedia.com
Rusman. 2010, Model-model Pembelajaran, Bandung: Rajawali Pers
Suprijono, agus. 2009,Cooperativ Learning,Yogyakarta:Pustaka Belajar
Suprijono, agus. 2009, Cooperativ Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM ,Yogyakarta : Pustaka Belajar